BEBEZHA - Permasalahan HIV/AIDS menjadi tantangan kesehatan hampir di seluruh
dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan, DKI Jakarta tercatat sebagai
provinsi tertinggi dengan 55.099 kasus, diikuti Jawa Timur (43.399),
Jawa Barat (31.293). Papua (30.699) dan Jawa Tengah (24.757).
"Sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Juni 2018, HIV/AIDS telah
dilaporkan keberadaannya oleh 433 atau 84,2 persen dari 514
kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia," kata Menteri Kesehatan Nila
F Moeloek pada peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia di Lapas Cipinang,
Jakarta Timur, Senin 17 Desember 2018.
Dia
menjelaskan bahwa hingga Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa ditemukan di
Indonesia atau sekitar 47 persen dari estimasi Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa. Kasus ini sendiri, kata Nila,
paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun.
"Kenapa baru 47 persen itu karena masih kuatnya stigma di masyarakat
pada ODHA, sehingga masih banyak masyarakat yang enggan untuk
memeriksakan diri," ujarnya.
Lebih lanjut Nila mengungkapkan bahwa jumlah kasus HIV yang
dilaporkan terus meningkat setiap tahun, sementara jumlah AIDS relatif
stabil. Hal ini, menunjukkan keberhasilan bahwa semakin banyak ODHA yang
diketahui statusnya saat masih dalam fase terinfeksi (HIV positif) dan
belum masuk dalam stadium AIDS.
"HIV itu ada obatnya, antiretroviral
(ARV) namanya. Obat ARV mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah,
sehingga kekebalan tubuhnya (CD4) tetap terjaga," kata Nila. (ldp).
0 Response to "Jumlah Penderita HIV di Jakarta Paling Tinggi di Indonesia"
Posting Komentar