BEBEZHA - Tumbuh kembang anak menjadi salah satu isu yang paling penting paling
diperhatikan oleh para orangtua, termasuk otak. Orangtua mana sih yang
tidak mau memiliki anak-anak berotak cerdas, mempunyai tingkat
intelegensi tinggi?
Namun agar intelegensi anak bisa tinggi, sederet upaya harus
dilakukan orangtua dengan maksimal. Intelegensi anak, sangat ditentukan
oleh nutrisi, stimulasi, dan faktor lingkungan dalam 1000 hari pertama
kehidupan (HPK). Maka, sudah menjadi kewajiban dari para orangtua untuk
memastikan anak mendapatkan asupan penting dan wajib yang dibutuhkan
dalam masa tumbuh kembangnya, misalnya asam lemak esensial.
Asam lemak adalah unsur pembentuk lemak, yang terbagi secara dua
garis besar yakni asam lemak jenuh atau saturated fatty acid, dan asam
lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid). Asam lemak tak jenuh dibagi
lagi menjadi dua, pertama ada asam lemak tak jenuh ganda atau PUFA
(polyunsaturated fatty acid), dan asam lemak tak jenuh tunggal atau MUFA
(monosaturated fatty acid). PUFA ini sendiri terdiri atas omega-3 dan
omega-6, dan MUFA berupa omega-9.
Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, Guru Besar Bidang Keamanan
Pangan dan Gizi Departemen Gizi Masyarakat dari Fakultas Ekologi Manusia
Insitut Pertanian Bogor menyebutkan, asupan omega-3 ini sangat penting
peranannya untuk tumbuh kembang anak, bahkan semenjak di dalam kandungan
sang ibu.
“Di dalam tubuh, omega-3 (asam linolenat atau ALA) diubah menjadi EPA
dan DHA. Keduanya sangat penting dalam pembentukan otak janin. Adapun
omega-6 (asam linoleat/LA) diubah menjadi ARA (arachidonat),” ujar Prof.
Ahmad, saat ditemui, Jumat (22/2/2019) dalam acara “Forum Ngobras
Kekurangan Omega-3 Pengaruhi Intelegensia Anak” di kawasan Cikini,
Jakarta Pusat.
Mengapa
asupan omega-3 dikatakan begitu krusial untuk perkembangan tumbuh
kembang anak? Sebab, nyatanya bukan hanya intelegensi anak yang bisa
terpengaruh, namun juga faktor tumbuh kembang lainnya.
Hasil riset menemukan, bayi prematur dan mengalami pertumbuhan
yang terhambat, lahir dengan defisit ARA dan DHA. Selain itu, defisit
DHA otak ditemukan memengaruhi penglihatan dan juga kerkembangan
kognitif pada bayi prematur dan BBLR (berat bayi lahir rendah). Di mana
DHA dan ARA ini banyak terdapat pada membran sel otak dan mata.
Prof. Ahmad lebih lanjut menjelaskan, bahan kering otak terdiri
atas 50-60% lemak. “DHA merepresentasikan 33 persen dari asam lemak
dalam fosfolipid spesifik dari brain gray matter,” tambahnya.
Untuk asupan omega-3 untuk anak, tidak hanya bisa didapatkan dari
air susu ibu (ASI) tapi dari sumber, bahan makanan lainnya. Maka dari
itu dianjurkan selepas masa ASI eksklusif, untuk memasukkan makanan
sumber asam lemak esensial pada MPASI (makanan pendamping ASI),
khususnya omega-3 yang bisa didapat dari fortifikasi atau suplementasi.
Misalnya dengan susu pertumbuhan yang difortifikasi, tempe goreng,
ikan-ikanan seperti lele, lemuru, tongkol, tuna, sarden, udang, hingga
minyak ikan.
Sedangkan untuk takaran ibu hamil, disarankan untuk mengonsumsi
ikan dalam jumlah 340gram ikan agar kebutuhan asupan omega bisa
tercukupi. Tapi ingat, dengan catatan ikan yang dikonsumsi sudah
dipastikan adalah ikan yang berkualitas baik yang mana sumber tempat
hidupnya sudah dipastikan aman, dan bukan pula jenis ikan atau makanan
laut lainnya yang mengandung kandungan logam tinggi.
0 Response to "Mau Otak Anak Pintar, Jangan Lupa Beri Asupan Makanan Ini Moms"
Posting Komentar