BEBEZHA - Selama ini banyak wisatawan mancanegara yang tidak mengetahui bahwa
produk es krim durian yang mereka temukan saat melancong ke Singapura,
Korea Selatan, Australia, atau Jepang, ternyata diekspor dari Medan,
Sumatera Utara.
Hal tersebut dibenarkan oleh Yusfahri selaku Kepala subdivisi
program Dinas Pertanian dan Hortikulutra Sumatera Utara. Setidaknya
terdapat 10 negara seperti Jepang, Korea Selatan, China, Thailand,
Malaysia, Vietnam, Singapura, Filipina, Australia, dan Brasil yang
secara rutin mengimpor durian dari Provinsi Sumatera Utara. Aktivitas
perdagangan ini bahkan telah berlangsung berlangsung sejak tahun 2012.
Nah, dari 10 negara tersebut, Malaysia menjadi negara pengimpor
durian terbesar diikuti Jepang, Vietnam, Brasil, dan Thailand.
Berdasarkan data yang dikeluarkan pada tahun 2017, Malaysia mengimpor
sekitar 901,21 kilogram durian, Jepang mengimpor 480,17 kg, Vietnam
371,90 kg, Brasil 284,20 kg, dan Thailand 240,60 kg.
Yusfahri mengatakan, durian yang diekspor itu sudah diproses
karena sebagian besar akan dibuat menjadi olahan es krim. Dia
mengatakan, sejumlah negara Asia dan Amerika Selatan juga telah
menunjukkan minat mereka untuk mengimpor durian dari Sumatera Utara.
Namun mengingat ketersediaannya yang tebatas, sejauh ini Sumatera Utara hanya dapat memenuhi permintaan dari 10 negara tersebut.
“Kami kewalahan menerima pesanan. Masalahnya adalah stok yang
kami miliki, sebagian besar juga dipasarkan di dalam negeri,” kata
Yusfahri, sebagaimana dikutip dari AsiaOne, Jumat (18/1/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, durian dari Sumatera Utara memang
memiliki rasa yang khas dibandingkan durian dari daerah lain. Berkat
aroma dan rasanya yang lebih lebih kuat, tak heran jika durian asal
Sumatera Utara lebih populer di kalangan pencinta durian.
Perlu diketahui bahwa musim panen durian di Sumatera Utara
berlangsung dua kali setahun yakni, pada awal dan pertengahan tahun.
Badan tanaman provinsi mencatat, Sumatera Utara memproduksi sekitar
64.659 ton durian pada tahun 2017. Pada kuartal ketiga tahun lalu,
mereka berhasil memproduksi sekitar 17.961 ton durian.
Saat ini, Sumatera Utara berada di peringkat kelima dalam hal
produksi di Indonesia setelah Jawa Timur dengan total 227.952 ton, Jawa
Tengah 91.385 ton, Sumatera Barat 74.540 ton, dan Jawa Barat 66.314
ton. Jika dijumlahkan, total produksi durian Indonesia pada 2017
mencapai angka 795.204 ton.
Menurut Yusfahri, pemerintah telah berusaha keras meningkatkan
produksi durian di Sumatera Utara dengan mendisbitrusikan bibit durian
ke sejumlah daerah.
Tahun lalu, misalnya, Dinas Pertanian dan Hortikultura Suamtera
Utara telah mendistribusikan 3.000 bibit durian ke Kabupaten Padang
Lawas, Asahan, dan Tapanuli Selatan. Pemerintah pusat juga mendanai
distribusi 14.000 bibit di Kabupaten Langkat.
Sekretaris administrasi Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambuan
mengatakan, daerahnya memang menjadi salah satu produsen durian terbesar
di kawasan Sumatera Utara. Jumlahnya bisa mencapai 166.900 kwintal.
Angka tersebut didapatkan dari hasil panen di 81.600 pohon durian yang
tersebar di seluruh kabupaten. Masing-masing pohon diklaim dapat
menghasilkan rata-rata 204.53 kg durian per musim.
Lukman, salah seorang pedagang durian asal Medan, ,mengatakan
bahwa sebagian besar pelanggan setianya berasal dari berbagai provinsi
di Indonesia, bahkan ada juga yang berasal dari luar negeri. Saking
tingginya permintaan konsumen, dalam sehari ia bisa menjual hingga 300
buah durian.
“Kadang-kadang, saya tidak bisa memenuhi semua permintaan
pelanggan, terutama saat memasuki akhir pekan,” kata Lukman yang
menjajakan dagangannya di daerah Helvetia.
Setiap durian berkualitas terbaik dibanderol dengan harga
berkisar antara Rp10.000 – Rp25.000 (selama masa panen). Sementara di
luar masa panen, Lukman menjualnya seharga Rp50.000 – Rp70.000.
“Di sini harga tidak jadi masalah, asalkan rasanya enak,” tutup Lukman.
0 Response to "Durian Medan Dobrak Pasar Internasional dalam Bentuk Olahan Es Krim"
Posting Komentar